E. Saldo Normal Beban
Untuk “Beban” menjelaskan posisi atau kelompok akun pada “Laporan Laba Rugi” di sisi “Beban Pokok Penjualan” dan “Beban Operasional” pada Kledo. “Beban” atau Biaya merupakan segala pengorbanan yang dilakukan dan dikeluarkan oleh perusahaan, terutama untuk kegiatan operasional, dalam rangka mendapatkan laba yang ditargetkan.
Sama seperti “Aset” pada “Laporan Neraca“, “Saldo Normal” untuk “Beban” ini berada pada sisi Debit (Dr). Di Kledo, pada bagian “Saldo Awal”, akun dengan kelompok “Beban” ditandai kepala akun nomor 5 (lima) untuk akun terkait “Harga Pokok Penjualan”, 6 (enam) untuk kelompok akun “Beban Operasional”, dan untuk akun “Beban Finansial” ditandai dengan kepala akun nomor 8 (delapan).
Pada intinya, ketika mengisikan “Saldo Awal”, masukkan nominal positif untuk akun dengan kode 5 (lima), 6 (enam), dan 8 (delapan) ini pada sisi Debit (Dr).
Kategori “Harga Pokok Penjualan” masuk pada “Beban”. Di Kledo, kelompok Beban Penjualan ini ditandai dengan kode 5-50xxx.
“Beban Marketing” masuk pada kategori “Beban”. Di Kledo, kelompok Beban Marketing ini ditandai dengan kode 6-6000x.
“Beban Gaji dan Karyawan” masuk pada kategori “Beban”. Di Kledo, kelompok Beban Gaji dan Karyawan ini ditandai dengan kode 6-601xx.
“Beban Operasional” masuk pada kategori “Beban”. Di Kledo, kelompok Beban Operasional ini ditandai dengan kode 6-602xx.
“Beban Operasional” masuk pada kategori “Beban”. Di Kledo, kelompok Beban Operasional ini ditandai dengan kode 6-602xx.
“Beban Peralatan Kantor” masuk pada kategori “Beban”. Di Kledo, kelompok Beban Peralatan Kantor ini ditandai dengan kode 6-603xx.
“Beban Sewa” masuk pada kategori “Beban”. Di Kledo, kelompok Beban Sewa ini ditandai dengan kode 6-604xx.
“Beban Penyusutan” masuk pada kategori “Beban”. Di Kledo, kelompok Beban Penyusutan ini ditandai dengan kode 6-605xx.
“Beban Finansial” dan “Beban Pajak” masuk pada kategori “Beban Lainnya”. Di Kledo, kelompok Beban Lainnya ini ditandai dengan kode 8-80xx dan 9-9xxx.
Bagaimana dengan “Beban” dalam keadaan minus? Sama seperti “Aset”, apabila posisi “Saldo Normal” ada di Debit (Dr), berarti saldo atas akun “Beban” tersebut bernilai positif dalam sisi Debit (Dr).
Dengan kata lain, nilai pada Debit (Dr) lebih besar dari Kredit (Cr). Atau jika dikondisikan pada “Beban”, maka transaksi pemasukan yang dicatat pada “Beban” lebih besar dari transaksi pengeluaran.
Sebaliknya, nilai “Beban” negatif menandakan bahwa transaksi pengeluaran yang tercatat lebih besar dari transaksi masuk.
Artinya, nilai Kredit (Cr) pada “Beban” lebih besar dari transaksi Debit (Dr). Hal tersebut menyebabkan nilai “Beban” menjadi minus.
Dalam ilmu akuntansi, keadaan itu tidak dibenarkan. Bisa jadi, ada salah pencatatan, karena “Beban” yang positif merupakan “Pendapatan” bagi perusahaan. Sama seperti pada akun “Laporan Neraca”, apabila ditemukan salah catat, kawan Kledo harus melakukan penyesuaian.
Penyesuaian pada Kledo bisa dibuat melalui fitur “Jurnal Umum” pada menu “Akun”. Tutorial terkait penambahan “Jurnal Umum” bisa kawan Kledo baca pada di sini ya!
Akun-akun bawaan yang disediakan oleh Kledo tetap bisa diatur kok. Akun yang tidak begitu krusial dan tidak pernah digunakan pada sistem Kledo mau dihapus?
Nama akun dan nomor mau diubah dan menyesuaikan COA dari sistem perusahaan yang lama? Kawan Kledo bisa mempelajarinya di artikel ini.
Eh, ada akun yang belum disediakan oleh Kledo, mau ditambahkan? Yuk baca Cara Menambah Akun!
Lho, butuh laporan kepada investor dalam bentuk hardfile? Cetak akun? Tentu bisa dong, baca tutorialnya di sini ya, kawan Kledo!
Ada hal yang masih belum dimengerti atau susah dipahami? Jangan ragu untuk menghubungi Tim Hebat Kledo ya! 🙂
Saldo kredit adalah dana yang dihasilkan dari pelaksanaan penjualan singkat yang dikreditkan ke akun margin klien. Saldo kredit dapat dikontraskan dengan saldo debet dalam akun margin. Saldo kredit pada laporan tagihan adalah jumlah utang penerbit kartu.
Kredit ditambahkan ke akun setiap kali pemilik melakukan pembayaran. Kredit juga mungkin ditambahkan ketika pemilik mengembalikan sesuatu yang dibeli dengan kartu kredit. Selain itu, kredit juga dapat ditambahkan ke akun karena imbalan yang diperoleh atau karena kesalahan dalam tagihan sebelumnya.
Saldo kredit adalah jumlah hasil dari penjualan singkat dan jumlah margin yang diperlukan saat melakukan jual beli saham.
Baca Juga: Apa Itu Saldo Debit?
Dalam short selling, investor pada dasarnya meminjam saham dari broker mereka dan kemudian menjual sahamnya di pasar terbuka. Tujuannya adalah untuk membelinya kembali dengan harga yang lebih rendah di kemudian hari dan kemudian mengembalikan saham tersebut ke broker, mengantongi kelebihan uang tunai. Ketika saham pertama kali dijual pendek, investor menerima jumlah tunai dari penjualan di akun margin mereka.
Karena saham yang dijual dipinjamkan, dana yang diterima dari penjualan secara teknis bukan milik short seller. Hasil tersebut harus disimpan dalam rekening margin investor sebagai bentuk jaminan bahwa saham dapat dibeli kembali dari pasar dan dikembalikan ke rumah pialang.
Akibatnya, dana tidak dapat ditarik atau digunakan untuk membeli aset lain. Karena risiko kerugian dari short selling tinggi, mengingat harga saham dapat meningkat tanpa batas waktu, short seller diharuskan untuk menyetorkan dana tambahan ke rekening margin sebagai penyangga jika saham meningkat ke titik kerugian bagi perusahaan penjual.
Beberapa broker menetapkan persyaratan margin pada penjualan pendek menjadi 150% dari nilai short selling. Sementara 100% dari nilai ini sudah berasal dari hasil short sale, 50% sisanya harus disiapkan oleh pemegang rekening sebagai margin. Persyaratan margin 150% adalah saldo kredit yang diperlukan untuk menjual sekuritas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami Editor: Fajria Anindya Utami
Saldo normal adalah klasifikasi terhadap suatu kode perkiraan (akun) yang merupakan salah satu bagian dari prinsip pembukuan berpasangan.
lebih mudah saldo normal diterjemahkan dimana suatu traksakasi ditempatkan dalam suatu aku disaat sifat transaksi itu menambah saldo akun tersebut.
Suatu akun dapat memiliki saldo normal debit (Dr) atau kredit (Kr). Akun dengan saldo normal debit akan bertambah nilainya jika terjadi transaksi pada sisi debit. Sebaliknya, untuk meningkatkan nilai akun dengan saldo normal kredit, harus ditambahkan transaksi pada sisi kredit.
Persamaan dasar akuntansi adalah sebagai berikut
Akun pada sisi pada sisi kiri persamaan memiliki saldo normal debit, sedangkan akun pada sisi kanan memiliki saldo normal kredit.
Saldo normal untuk akun-akun lain diturunkan dari hubungan dengan ketiga akun utama tersebut. Contohnya
Karena laba/rugi merupakan komponen dari modal, maka dapat dianggap bahwa pendapatan berada di sisi kanan persamaan, sedangkan beban berada di sisi kiri.
Berikut saldo normal untuk beberapa akun umum:
Risiko Transfer Uang dari Kartu Kredit
Setelah mengetahui cara transfer saldo kartu ke rekening bank, ada baiknya untuk mengetahui apa saja risiko yang mungkin terjadi setelah melakukannya.
Adapun beberapa risiko transfer uang dari kartu kredit yang patut diperhatikan adalah:
Mendorong Perilaku Konsumtif
Kemudahan tarik tunai dan transfer saldo dari kartu kredit dapat mendorong gaya hidup konsumerisme apabila tidak mengendalikan diri dengan baik.
Sebab, adanya kartu kredit akan memudahkan seseorang untuk berbelanja meskipun sedang tidak memiliki uang.
Oleh karena itu, hindari membeli barang yang tidak benar-benar dibutuhkan guna mencegah berkembangnya perilaku konsumtif.
C. Saldo Normal Ekuitas
“Ekuitas” menjelaskan posisi atau kelompok akun pada “Laporan Neraca” di sisi “Liabilitas dan Modal” pada Kledo. Modal atau Ekuitas merupakan setoran kekayaan (sumber ekonomi perusahaan) yang berasal dari pemilik kepada perusahaan dan dapat dihitung dalam satuan moneter. Tentu saja bukan hanya sekedar “Ekuitas”, tetapi juga keseluruhan akun yang termasuk kelompok “Ekuitas”. Sama seperti “Liabilitas”, “Saldo Normal” untuk “Ekuitas” ini berada pada sisi Kredit (Cr). Di Kledo, pada bagian “Saldo Awal”, akun dengan kelompok “Ekuitas” ditandai kepala akun nomor 3 (tiga). Pada intinya, ketika mengisikan “Saldo Awal”, masukkan nominal positif untuk akun dengan kode 3 (tiga) ini pada sisi Kredit (Cr).
Kategori “Ekuitas” masuk pada “Ekuitas”. Di Kledo, “Ekuitas” ditandai dengan kode 3-30xxx.
Bagaimana dengan “Ekuitas” dalam keadaan minus? Apabila posisi “Saldo Normal” ada di Kredit (Cr), berarti saldo atas akun “Ekuitas” tersebut bernilai positif dalam sisi Kredit (Cr).
Dengan kata lain, nilai pada Credit (Cr) lebih besar dari Debit (Dr). Atau jika dikondisikan pada “Ekuitas”, maka transaksi terkait pemasukan yang dicatat pada “Ekuitas” lebih besar dari transaksi pengeluaran.
Sebaliknya, nilai “Ekuitas” negatif menandakan bahwa transaksi pengeluaran lebih besar dari transaksi masuk. Artinya, nilai Debit (Dr) pada “Ekuitas” lebih besar dari transaksi Credit (Cr). Hal tersebut menyebabkan nilai “Ekuitas” menjadi minus.
Dalam ilmu akuntansi, keadaan itu tidak dibenarkan. Bisa jadi, ada salah pencatatan. Kemungkinan lainnya memang perusahaan kawan Kledo sedang dalam keadaan tidak baik.
Sama seperti “Aset” dan “Liabilitas”, apabila ditemukan salah catat, kawan Kledo harus melakukan penyesuaian. Penyesuaian pada Kledo bisa dibuat melalui fitur “Jurnal Umum” pada menu “Akun”. Tutorial terkait penambahan “Jurnal Umum” bisa kawan Kledo baca pada di sini ya!
Apakah bisa Transfer Uang dari Kartu Kredit?
Banyak yang masih mengira bahwa kartu kredit hanya berguna sebagai alat pembayaran saat berbelanja sesuatu.
Padahal, kartu kredit juga sebenarnya menyediakan dana yang bisa ditarik secara tunai di mesin ATM.
Tak hanya itu, pada beberapa bank, kartu kredit juga menyediakan fitur dana tunai yang berasal dari credit card limit.
Nah, dengan fitur dana tunai, pemegang kartu kredit dapat mengajukan permohonan dana tunai yang kemudian bisa ditransfer ke rekening pemohon.
Nantinya, total pinjaman dana tunai yang diajukan pemohon akan diakumulasikan ke tagihan bulanan kartu kredit.
Namun, setiap bank mempunyai ketentuan bunga dan tenor pinjaman dana tunai masing-masing.
Limit Transfer Uang dari Kartu Kredit
Maksimal uang yang bisa ditransfer dari kartu kredit berbeda-beda tergantung ketentuan bank penerbit.
Akan tetapi, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bank umumnya memperbolehkan penarikan uang 40 hingga 60 persen dari total limit kartu kredit.
Jadi misalnya, seseorang memiliki limit kartu kredit sebesar Rp35 juta. Nah, apabila bank memperbolehkan penarikan hingga 50 persen saja, maka nasabah hanya dapat transfer maksimal sebesar Rp17,5 juta.
Namun, ada beberapa bank yang menurunkan limit dana tarik tunai kartu kredit hingga menjadi 20 persen saja akibat dari kondisi perekonomian saat pandemi COVID-19.
Oleh karena itu, ada baiknya untuk memperhatikan serta memahami seluruh syarat dan ketentuan sebelum membuat kartu kredit.
Baca juga: 10 Biaya Kartu Kredit yang Wajib Diketahui Penggunanya
Saldo Kredit adalah credit balance yaitu saldo suatu perkiraan yang jumlah sisi sebelah kreditnya lebih besar daripada jumlah yang terdapat pada sisi sebelah debit.
Referensi : Kamus BI
Cara transfer saldo kartu kredit ke rekening dapat dilakukan dengan 2 cara.
Banyak yang masih tidak mengetahui bagaimana cara transfer saldo kartu kredit ke rekening pribadi.
Sebab, sebagian orang berpikir bahwa kartu kredit hanya berfungsi sebagai alat pembayaran non-tunai.
Nah, artikel ini akan memberitahu bagaimana cara transfer saldo kartu kredit ke rekening pribadi beserta syarat hingga limit transaksinya. Jadi, simak sampai habis, ya!
Cara Transfer Saldo Kartu Kredit ke Rekening dengan 2 Tahapan Transaksi
Cara transfer saldo kartu kredit ke rekening yang bisa kamu lakukan selanjutnya adalah menggunakan layanan tarik tunai.
Untuk melakukannya, ikuti langkah-langkah di bawah ini:
Datangi gerai ATM tarik tunai
Masukkan kartu kredit ke ATM
Pilih menu “Tarik Tunai”
Masukkan nominal dana yang ingin ditarik
Pilih opsi sumber dana dari rekening “Kartu Kredit”
Tunggu beberapa saat sampai mesin ATM mengeluarkan uang dengan nominal yang diinginkan
Jika sudah, ambil uang beserta struknya
Nah, langkah berikutnya adalah menggunakan ATM untuk setor tunai ke rekening pribadi. Berkenaan dengan ini, pastikan mencari mesin ATM yang bisa digunakan untuk setor tunai.
Kemudian, ikuti langkah-langkah berikut ini:
Masukkan kartu debit yang dimiliki
Pilih menu “Setoran Tunai”
Masukkan uang ke slot yang terbuka (shutter)
Kemudian, ATM akan memproses dana yang dimasukkan
Akan muncul informasi mengenai jumlah uang yang dimasukkan
Apabila jumlah uang yang tertera sudah sesuai, tekan “Setor”
Tunggu notifikasi pada layar ATM yang menunjukkan bahwa transaksi sudah berhasil
Cara Transfer Saldo Kartu Kredit ke Rekening Menggunakan Layanan dari Bank
Cara transfer saldo kartu kredit ke rekening yang pertama adalah dengan menggunakan layanan dari bank.
Jadi, apabila sudah mendaftar kartu kredit ke bank tujuan dan telah berhasil diaktivasi, maka layanan khusus transfer saldo bisa langsung digunakan.
Cara transfer uang dari kartu kredit menggunakan layanan ini berbeda-beda tergantung ketentuan masing-masing bank.
Namun pada umumnya, nasabah diharuskan untuk mengajukan permohonan pencairan dana terlebih dahulu dengan menghubungi layanan call center bank.
Nantinya, pihak bank akan memberikan informasi dan instruksi mengenai apa yang harus nasabah lakukan agar dapat mentransfer saldo kartu kredit ke rekening pribadi.
Baca juga: Apa itu Pembayaran Minimum Kartu Kredit? Yuk, Pelajari!
B. Saldo Normal Liabilitas
“Liabilitas” menjelaskan posisi atau kelompok akun pada “Laporan Neraca” di sisi “Liabilitas dan Modal” pada Kledo. Liabilitas atau Pasiva atau juga biasa disebut dengan Hutang atau Utang merupakan pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan pada masa yang akan datang. Tentu saja bukan hanya sekedar “Hutang”, tetapi juga keseluruhan akun yang termasuk kelompok “Liabiltas”. “Saldo Normal” untuk “Liabilitas” ini berada pada sisi Kredit (Cr). Di Kledo, pada bagian “Saldo Awal”, akun dengan kelompok “Liabilitas” ditandai kepala akun nomor 2 (dua). Pada intinya, ketika mengisikan “Saldo Awal”, masukkan nominal positif untuk akun dengan kode 2 (dua) ini pada sisi Kredit (Cr).
Kategori “Akun Hutang” dan “Kewajiban Lancar Lainnya” masuk pada “Aset”. Kategori ini masih menjadi bagian dari Kewajiban Lancar atau Liabilitas Jangka Pendek.
Di Kledo, “Akun Hutang” ditandai dengan kode 2-201xx. Untuk kelompok Hutang Lain-lain ditandai dengan kode 2-202xx. Biaya dan Bunga Terhutang ditandai dengan kode 2-203xx. Sedangkan “Hutang Bank” ditandai dengan kode 2-204xx.
Kategori “Kewajiban Lancar Lainnya” terkait Hutang Pajak juga masuk pada “Liabilitas”, lebih tepatnya merupakan bagian dari Liabilitas Jangka Pendek.
Di Kledo, kelompok Hutang Pajak ini ditandai dengan kode 2-205xx.
Kategori “Kewajiban Lancar Lainnya” termasuk Hutang Pemegang Saham dan “Kewajiban Jangka Panjang” juga masuk pada “Liabilitas”.
Di Kledo, kelompok Hutang Lancar Lainnya ditandai dengan kode 2-206xx. Kemudian, untuk “Kewajiban Jangka Panjang” ditandai dengan kode 2-207xx.
Bagaimana dengan “Liabilitas” dalam keadaan minus? Apabila posisi “Saldo Normal” ada di Kredit (Cr), berarti saldo atas akun “Liabilitas” tersebut bernilai positif dalam sisi Kredit (Cr).
Dengan kata lain, nilai pada Credit (Cr) lebih besar dari Debit (Dr). Atau jika dikondisikan pada “Liabilitas”, maka transaksi terkait pemasukan yang dicatat pada “Liabilitas” lebih besar dari transaksi pengeluaran.
Sebaliknya, nilai “Liabilitas” negatif menandakan bahwa transaksi pengeluaran lebih besar dari transaksi masuk.
Artinya, nilai Debit (Dr) pada “Liabilitas” lebih besar dari transaksi Credit (Cr). Hal tersebut menyebabkan nilai “Liabilitas” menjadi minus.
Dalam ilmu akuntansi, keadaan itu tidak dibenarkan. Bisa jadi, ada salah pencatatan. Sama seperti “Aset”, apabila ditemukan salah catat, kawan Kledo harus melakukan penyesuaian.
Penyesuaian pada Kledo bisa dibuat melalui fitur “Jurnal Umum” pada menu “Akun”. Tutorial terkait penambahan “Jurnal Umum” bisa kawan Kledo baca pada di sini ya!
Baca juga: Kode Akun Akuntansi: Berikut Pembahasan Lengkap dan Contohnya